Istana Bala Puti Sumbawa yang Terbakar |
Baru-baru ini, warga Sumbawa Besar, NTB, dikejutkan dengan kebakaran hebat yang melanda Bala Puti, salah satu istana peninggalan Sultan Sumbawa, Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Kebakaran yang diduga karena arus pendek itu terjadi Selasa pagi.
Meski kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun masyarakat Sumbawa begitu terpukul. Mereka merasa sangat kehilangan sebab Istana Puti merupakan satu serpihan sejarah yang tak ternilai harganya. Ia telah berdiri kokoh di jantung kota Sumbawa selama bertahun-tahun lamanya.
Jika di India terdapat Taj Mahal yang dibangun oleh kekaisaran Mughal di bawah pemerintahan Kaisar Shah Jahan sebagai musoleum untuk mengenang istri tercintanya, Ratu Mumtaz Mahal, maka dalam versi berbeda di Sumbawa ada Istana Bala Puti yang melambangkan rasa cinta Sultan Sumbawa untuk permaisuri dan rakyatnya.
Istana Bala Puti dibangun tahun 1932-1934 pada pemerintahan Sultan Sumbawa ke-17 Dari Dinasti Dewa Dalam Bawa yaitu Sultan Muhammad Kaharuddin III. Pembangunan istana yang mulai ditempati pada tahun 1934 ini adalah sebagai persembahan cinta kepada salah seorang putri Sultan Bima Siti Khadijah Daeng Ante Ruma Paduka Puteri Sultan Muhammad Salahuddin. Sebelum menikah, Siti Khadijah mengajukan syarat, bahwa dirinya bersedia dipersunting Kaharuddin asalkan mampu membangun istana yang persis sama dengan Istana Bima (Asi Mbojo).
Istana Bala Puti kini masih berdiri kokoh dan anggun menghadap ke Lapangan Pahlawan di pusat kota Sumbawa Besar, berdekatan dengan Istana Bala Kuning. Di depan istana masih berdiri bangunan Bale Jam yang menjadi tempat khusus diletakkanya lonceng penanda waktu. Pada bagian selatan istana terdapat Sumer Batir, sebuah sumur keramat yang airnya merupakan salah satu dari empat jenis air kadewa yang menjadi kelengkapan upacara daur hidup Istana Kesultanan Sumbawa. Sumer Batir sendiri sudah ada sejak periode awal terbentuknya Kesultanan Sumbawa.
Daya tarik lain di kompleks istana yang memiliki halaman luas dengan tamannya yang tertata asri ini yaitu pengunjung dapat menyaksikan kawanan rusa Sumbawa di halaman timur istana.
Istana Bala Puti Sumbawa |
Istana Bala Puti yang telah bertranspormasi sebagai wisma daerah itu, menjadi tempat penyambutan tamu-tamu penting daerah. Bangunan istana yang mengambil konsep bangunan kolonial Belanda ini telah ditambahkan pintu pada depan Ruang Balairung Sari dan menjadi ruang untuk kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition). Disamping itu, bersama dengan Lapangan Pahlawan juga menjadi tempat dilaksanakannya Festival Moyo yakni kegiatan promosi pariwisata, budaya dan investasi berskala internasional dan telah menjadi agenda tetap yang dilaksanakan setiap bulan September.
Sesuai dengan namanya Istana Bala Puti, istana ini didominasi dengan cat warna putih yang bermakna kesucian menjadi bukti keabadian cinta yang ditorehkan pemilik cinta sejati di awal Abad 20 yang masih dapat kita saksikan eksotismenya hingga saat ini. Meskipun Istana Sultan Kaharuddin III ini tidaklah semegah Istana Kaisar Shah Jahan, namun keduanya merupakan wujud persembahan cinta, kesetiaan, dan pengorbanan dua insan dalam mewujudkan janji cintanya.
Istana Bala Puti (Wisma Daerah) hanya berjarak sepelemparan batu dari Bandara Sultan Kaharuddin dan dapat dicapai dengan segala jenis model transportasi umum di kota Sumbawa.
Sayang, kini bangunan bersejarah itu tinggallah kenangan. Si jago merah melahapnya hingga menyisahkan puing-puing berserakan. Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat Sumbawa kedepan.
Sumber: Sumbawakab
Comments
Post a Comment