Skip to main content

Banyak Tumbuh di Sumbawa, Daun Kelor Baik Untuk Ibu Menyusui dan Balita



Tak cuma daun bayam, daun katuk atau oyong yang jadi bahan masakan membuat sayur bening, Anda pun bisa membuat masakan segar ini berbahan daun kelor. Usai menyantapnya tak hanya kelezatan yang dirasakan, tapi juga manfaat sehat bagi tubuh.

"Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang punya kaya gizi diantaranya Vitamin A sehingga sangat baik untuk dikonsumsi oleh balita agar ia memiliki kesehatan mata yang baik mencegah silinder maupun mata plus-minus.

Selain itu, kandungan kalsium dalam daun ini juga baik untuk mencegah osteoporosis pada saat dewasa," tutur herbalis dari Yayasan Pengembangan Tanaman Obat Karyasari, Tati Winarto.

Tak sampai disitu, Ibu Tati mengungkapkan, bahwa sayur bening daun kelor ini pun baik dikonsumsi oleh ibu hamil untuk menambah Air Susu Ibu (ASI).

Perempuan yang menggeluti dunia herbal sejak 1995 ini menyarankan cara memasak sayur daun kelor seperti berikut:

1. Ambil satu hingga tiga tangkai daun kelor, tergantung jumlah anggota keluarga.
2. Petik daun kemudian cuci bersih.
3. Masukkan air kira-kira dua gelas air tunggu mendidih lalu masukkan daun kelor.
4. Tambahkan daun salam, irisna bawang merah dan bawang putih, garam dan bisa juga sedikit gula merah.
5. Cukup rebus kira-kira 10 menit.

Bisa disantap bersama nasi maupun hanya sayur bening saja.

Comments

Popular posts from this blog

Asal Mula Batu Balo

Batu Balo adalah cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Desa Empang Bawa, Kecamatan Empang, Sumbawa. Pada zaman dulu tersebutlah seorang raja bernama Raja Kepe. Raja Kepe memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Dara Belang. Tibalah suatu hari, sang raja memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menikahkan putrinya dengan seorang raja asal negeri Garegat bernama Balo Kuntung. Hal ini dilakukan karena Raja Kepe telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Balo Kuntung tersebut. Mengetahui hal itu, Dara Belang sangat senang, dia akan mengakhiri masa mudanya karena akan segera dipersunting oleh Balo Kuntung yang telah diketahuinya memiliki rupa yang sangat tampan dan tubuh perkasa. Dara Belang pun tidak sabar menunggu hari baik dalam hidupnya itu. Hingga suatu hari, tersiar kabar bahwa Balo Kuntung dan keluarga besarnya akan mengunjungi keluarga Raja Kepe. Tibalah hari yang dinantikan kedua pihak keluarga, Balo Kuntung beserta rombonganpun segera berla...

Labaong Bukit Timbunan Tulang, Cerita Rakyat Dalam Sebuah Buku

Judul: Labaong Bukit Timbunan Tulang Pengarang: Soedjono Masdi Samidjo Tebal Buku: 93 Halaman Buku karya Soedjono Masdi ini menceritakan tentang legenda tentang seorang Puteri Raja yang terbuang menjadi tutur pinutur dari generasi ke generasi. Konon di sebuah bukit ia dikucilkan karena tubuhnya menjijikan. Sang puteri itu menyatu dengan bukit itu. La Gawa  adalah seorang yang disegani di wilayahnya (Sumbawa), dia juga pemimpin bajak laut Bintang Tiga. Para Kolonial sangat benci dengannya, begitupula dengan mertua La Gawa sendiri (Rangga). La Gawa tidak pernah mematuhi perintah yang diberikan oleh mertuanya karena ia tahu bahwa mertuanya hanya mengingikan jabatan tinggi di kerajaan. Suatu hari La Gawa diusir oleh mertuanya karena ia tanpa sengaja telah memukuli istrinya sendiri. La Gawa pun menggembara tanpa seorng istri di sampingnya (Lala Bueng).  La Gawa bertekad akan berkorban demi rakyat serta wilayah tempat tinggal istrinya. La Gawa dating ke Port Roterdam di Makasar untu...

Sepintas Mengenai Sejarah dan Asal-Usul Suku Samawa

  Nampak Jelas Keseharian Suku Sumbawa (Sumber Foto: Adventours Sumbawa) Suku Sumbawa atau Tau Samawa, adalah suku yang terdapat di bagian barat pulau Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara Barat Indonesia. Populasi suku Sumbawa adalah sebesar 500.000 orang. Suku Sumbawa tersebar di dua kabupaten, yaitu kabupaten Sumbawa dan kabupaten Sumbawa Barat yang meliputi kecamatan Empang di ujung timur hingga kecamatan Taliwang dan Sekongkang yang berada di ujung barat dan selatan pulau, termasuk 38 pulau kecil di sekitarnya. Suku Sumbawa sendiri, selama beberapa abad ini mengalami percampuran dengan etnis pendatang, seperti etnis dari jawa, sumatra, sulawesi, kalimantan dan cina serta arab. Suku Sumbawa yang telah bercampur dengan etnis lain ini, biasanya bermukim di dataran rendah dan daerah-daerah pesisir. Sedangkan suku Sumbawa yang masih asli menempati dataran tinggi pegunungan seperti Tepal, Dodo dan Labangkar. Suku Sumbawa berbicara dalam bahasa Sumbawa. Bahasa Sumbawa menjadi bahasa pers...