Skip to main content

Sumbawa Akan Menggelar Festival Teba Murin



Teba Murin adalah air terjun yang terletak di tengah hutan yang masih terjaga kelestariannya, memiliki panorama nan indah dengan udaranya yang bersih dan sejuk. Bulan Agustus ini akan dilaksanakan festival Teba Murin, festival ini dimaksudkan untuk mempromosikan daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Lenangguar dan wisata alam. Event ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti pentas seni tradisional maupun hasil kreasi baru, kuliner, pawai, atraksi budaya dan permainan rakyat.

Beberapa permainan rakyat dan atraksi budaya yang dilaksanakan pada Festival Teba Murin ini adalah:

1. Main Pake

Tidak jauh berbeda dengan permainan tradisional lainnya, permainnan pake’ atau gasing ini mulai meredup popularitasnya yang tergerus oleh waktu. Berbagai permainan modern dan game online membuat anak-anak tidak lagi melirik permainan ini, padahal pake’/gasing pernah menjadi permainan populer adan sangat digemari di tengahh-tengah masyarakat. Melalui Festival Teba Murin ini diharapkan peran serta masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikan permainan tradisional ini.

2. Nganyang

Tradisi nganyang telah dilakukan oleh suku Samawa sejak jaman nenek moyang. Keahlian berburu ini merupakan keahlian turun temurun, di Sumbawa tradisi ini tidak banyak dilakukan namun tradisi ini masih tetap dipertahankan. Tradisi nganyang ini dipakai selain mencari buruan rusa untuk makanan, juga dipergunakan untuk memusnahkan hama babi yang kerap mengganggu lahan pertanian masyarakat.

Tradisi nganyang terbilang unik karena melibatkan anjing-anjing kampung yang dilatih secara tradisional untuk berburu rusa. Para pemilik anjing pemburu tradisional ini tidak hanya melatih anjing tetapi juga terselip unsur mistik didalamnya yang secara umum dipercaya dan dilakukan para pemburu.

Tradisi nganyang dilakukan secara berkelompok, maka dibutuhkan kejujuran dalam berburu secara berkelompok seperti ini dan disinilah letak kearifan lokal dari tradisi ini, mengajarkan untuk jujur dan mengedepankan musyawarah dan kerjasama dalam setiap sikap selama perburuan berlangsung ditengah hutan belantara.

3. Nimung Rame

Tradisi nimung ini merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat setelah selesai masa panen. Dalam tradisi ini, ketan yang sudah dicuci dimasukkan dalam daun pisang untuk kemudian dimasukkan kedalam bambu. Setelah itu dipanggang diatas bara api. Pada saat makan biasanya nasi bambu ini/timung dimakan beserta ikan bakar.

Timung (nasi bambu)” Kegiatan turun menurun (nimung) ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sumbawa dari hasil panen raya padi yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan secara ramai ramai dengan mengajak keluarga, tetanga serta sahabat lainnya dengan maksud agar silaturahmi tetap terjaga satu sama lainnya.

Bahan utama dari pembuatan timung ini yaitu beras ketan, santan, garam kemudian di bakar dengan mengunakan bambu serta di campur dengan biji bijian seperti kacang hijau/kedelai/biji kacang panjang. Agar lebih khas saat menikmatinya ,biasanya di sajikan dengan ayam siong sira ataupun singgang.

4. Upacara Adat Prosesi Turen Berang (Jeruk Ai Oram)

Jeruk Ai Oram adalah ritual kegiatan adat istiadat masyarakat yang telah berlangsung secara turun temurun khususnya bagi masyarakat Desa Pemangong Kec. Lenangguar Kab. Sumbawa. Dimana dalam ritual tersebut mengandung arti dan makna pembersihan diri dan wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat yang telah dikaruniakan kepada alam semesta terlebih bagi manusia. Karena prosesi Jeruk Ai Oram itu mengandung filosofi dasar yaitu: Api, Air, Tanah.

Prosesi ritualitas pelaksanaan Jeruk Ai Oram adalah mandi atau memandikan yang berhajat di sungai atau sumber mata air, yang diawali dengan keramas menggunakan air campuran JERUK dengan ORAM yang telah dibakar kemudian dicampur dalam sebuahh wadah seperti pingan putih (piring putih) dan bakal otak (sejenis tempurung kelapa).

Pelaksanaan Jeruk Ai Oram bisa dilaksanakan pada pagi atau sore hari dengan perjalanannya ke tempat yang dimaksud diiringi dengan ratib rebana ode, tata atur di tuntun oleh Sandro/Tetua desa/tokoh spriritual.Prosesi Jeruk Ai Oram itu sendiri dilaknsakan setelah selesai kegiatan adat seperti: Pangantan (Perkawinan), Biso Tian (7 bulanan) dan Basunat (Khitanan).

Penasaran dengan kegiatan-kegiatan di atas?
langsung saja kunjungi Festival Teba Murin 2017.

Berikut rangkaian kegiatan dan jadwalnya
Rangkaian Kegiatan

Sumber: Genpi Lombok Sumbawa

Comments

Popular posts from this blog

Labaong Bukit Timbunan Tulang, Cerita Rakyat Dalam Sebuah Buku

Judul: Labaong Bukit Timbunan Tulang Pengarang: Soedjono Masdi Samidjo Tebal Buku: 93 Halaman Buku karya Soedjono Masdi ini menceritakan tentang legenda tentang seorang Puteri Raja yang terbuang menjadi tutur pinutur dari generasi ke generasi. Konon di sebuah bukit ia dikucilkan karena tubuhnya menjijikan. Sang puteri itu menyatu dengan bukit itu. La Gawa  adalah seorang yang disegani di wilayahnya (Sumbawa), dia juga pemimpin bajak laut Bintang Tiga. Para Kolonial sangat benci dengannya, begitupula dengan mertua La Gawa sendiri (Rangga). La Gawa tidak pernah mematuhi perintah yang diberikan oleh mertuanya karena ia tahu bahwa mertuanya hanya mengingikan jabatan tinggi di kerajaan. Suatu hari La Gawa diusir oleh mertuanya karena ia tanpa sengaja telah memukuli istrinya sendiri. La Gawa pun menggembara tanpa seorng istri di sampingnya (Lala Bueng).  La Gawa bertekad akan berkorban demi rakyat serta wilayah tempat tinggal istrinya. La Gawa dating ke Port Roterdam di Makasar untuk menemui

Asal Mula Batu Balo

Batu Balo adalah cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Desa Empang Bawa, Kecamatan Empang, Sumbawa. Pada zaman dulu tersebutlah seorang raja bernama Raja Kepe. Raja Kepe memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Dara Belang. Tibalah suatu hari, sang raja memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menikahkan putrinya dengan seorang raja asal negeri Garegat bernama Balo Kuntung. Hal ini dilakukan karena Raja Kepe telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Balo Kuntung tersebut. Mengetahui hal itu, Dara Belang sangat senang, dia akan mengakhiri masa mudanya karena akan segera dipersunting oleh Balo Kuntung yang telah diketahuinya memiliki rupa yang sangat tampan dan tubuh perkasa. Dara Belang pun tidak sabar menunggu hari baik dalam hidupnya itu. Hingga suatu hari, tersiar kabar bahwa Balo Kuntung dan keluarga besarnya akan mengunjungi keluarga Raja Kepe. Tibalah hari yang dinantikan kedua pihak keluarga, Balo Kuntung beserta rombonganpun segera berlayar

'Lalu Dia Lala Jinis' Cerita Rakyat Dalam Sebuah Novel

Sebuah novel karya sastrawan sumbawa Dinullah Rayes ini menceritakan tentang perjuangan cinta antara putri dari kerajaan seran yang sangat cantik jelita Lala Jinis dengan seorang pangeran yang tampan asal negeri Alas Lalu Dia. Cerita rakyat ini telah ada sejak zaman dahuluu dan turun temurun dikalangan masyarakat. Bahkan beberapa waktu lalu cerita rakyat yang sarat akan perjuangan cinta ini, pernah ditampilkan dalam sebuah drama oleh sanggar seni Lonto Engal ditaman budaya mataram dan terbilang sukses. Lala Jinis adalah seorang putri raja Seran yang sangat cantik jelita, oleh karena itu banyak laki-laki yang mengidamkannya, tak terkecuali Ran Pangantan, seorang putra panglima besar di kerajaan Seran kala itu. Terpesona oleh kecantikan serta latar belakang keluarga lala jinis yang kaya raya, Ran Pangantan bersama ayahandannya pun melamar sang putri. Niat Ran pangantan untuk mempersunting Lala jinis lansung diterima oleh sang Raja dan permaisuri. Dari situlah penderitaan Lala Jinis dimul