Skip to main content

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah


Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan.

Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri.

Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang bermata pencaharian sebagai nelayan, namun sebagian besar dari pulau-pulau tersebut tak berpenghuni.

Teluk Saleh memiliki luas perairan sekitar 1495 km persegi dan panjang sekitar 282 km. Teluk ini juga memiliki beberapa pulau kecil dan salah satunya adalah pulau wisata yang paling terkenal serta posisinya berada tepat di mulut Teluk Saleh, sehingga tampak seperti pintu bagi teluk ini. Pulau tersebut adalah Pulau Moyo yang di dalamnya terdapat sejuta keindahan dan keragaman jenis wisata.

Lokasi dan Transportasi

Secara administratif Teluk Saleh berada dalam 3 kabupaten yakni Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima karena memang merupakan kawasan perariran semi tertutup yang cukup luas dan berhubungan langsung dengan Laut Flores NTT. Kawasan ini, Merupakan Fishing Ground bagi nelayan tradisional yang bermukim di 3 wilayah tersebut, serta berfungsi sebagai lahan Budidaya, yakni rumput Laut, Kerang Mutiara, Kerapu, Tambak dan sebagainya.

Untuk mencapai kawasan Teluk Saleh pun anda bisa menggunakkan kendaraan darat menuju area pesisir di salah satu kabupaten tersebut atau langsung menggunakkan alat transportasi air berupa boat, kapal ataupun jenis alat transportasi lainnya.

Jika anda menggunakkan jalur darat dan memulai perjalanan dari Pelabuhan Poto Tano yang menghubungkan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, perjalanan memang cukup jauh. Namun, anda bisa mencari kendaraan umum baik berupa bis ataupun angkutan lainnya yang bisa membawa anda ke salah satu dari ketiga kabupaten tersebut. Selebihnya, apabila rute anda tidak sampai kawasan Teluk Saleh, anda bisa menyambungnya dengan ojek.

Apabila anda melewati jalur laut, tentunya perjalanan lebih lama lagi. Biasanya yang menggunakkan jalur ini adalah wisatawan yang melakukan kunjungan ke berbagai pantai dan pulau baik dari Pulau Bali maupun Pulau Lombok, dan kebanyakkan dilakukan oleh wisatawan mancanegara. Ongkosnya pun tentu lebih mahal, jadi jika hanya ingin menikmati panorama Teluk Saleh, sebaiknya melewati jalur darat dan untuk berjalan-jalan di atas wilayah perairan ataupun mencari spot diving, bisa menyewa boat dari pinggir pantainya.

Untuk yang ingin lebih santai dan puas berkeliling di Pulau Sumbawa, anda bisa menyewa kendaraan roda empat. Biaya sewa per hari kurang lebih Rp 400.000 hingga Rp 600.000 dengan mobil jenis avanza, xenia ataupun inova. Harga tersebut sudah termasuk sopir sehingga bukan masalah lagi untuk mencari rute yang tepat.

Potensi Teluk Saleh

Teluk Saleh menyimpan begitu banyak potensi, begitu banyak pesona keindahan, mulai dari pulau-pulau kecil nan cantik, Kehidupan bersahaja nan unik, sejarah, hingga ke pesona bawah lautnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan bahwa perairan Teluk Saleh di huni oleh 59 jenis Karang, dan 405 jenis ikan karang. Inilah surga baru yang terlewati dalam rangkaian perjalanan anda selama ini.

Teluk Saleh Sumbawa (foto: Fedy Hariyanto)

Perairan Teluk Saleh dengan luas 1495 km serta panjang 282 km ini, Memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan potensial untuk pengembangan Aquabisnis dan Agroindustri.

Di jelaskan, Potensi lestari Maksimum Sustainable Yeald (MSY) sumber daya ikan di wilayah perairan ini di perkirakan sebesar 2450 Ton per tahun . terdiri dari potensi ikan-ikan Pelagis sebesar 437 Ton per tahun dan ikan jenis Demersel sebesar 2013 Ton per tahun.

Sementara jumlah penangkapan yang di perbolehkan, total Allowed Cacth (TAC) Perairan ini sebesar 1960 Ton per tahun atau sekitar 80 Persen dari potensi lestari.

Sehingga tidak heran dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pesisir dan laut NTB, begitu juga Rencana Tata Ruang Wilayah pesisir  dan laut Kabupaten Sumbawa yang di tuangkan dalam peraturan daerah ( PERDA), menjadikan kawasan ini sebagai prioritas pengembangan Budidaya laut, payau ( tambak ) dan penangkapan sesuai RTRW Provinsi NTB, Pemanfaatan teluk saleh diarahkan sebagai kawasan wisata bahari unggulan dan kawasan lindung.

Histori dan Transaksi Budaya Komunitas Asia Timur di Teluk Saleh

Melihat beberapa bukti arkeology bawah laut Teluk Saleh, tepatnya di perairan Paturen Jaran Teluk Santong Plampang. Sekitar dekade 80-an, pernah ditemukan beberapa buah peti yang berisikan guci, piring dan tembikar kramik bermotif ukiran China, belum lagi melihat bangkai kapal perang Jepang di perairan Teluk Saleh wilayah Prajak Kecamatan Moyo Utara.

Gili Mariam, Teluk Saleh Sumbawa (foto: Marini)

Sebuah upaya membuka tabir kelupaan akan peristiwa di tengah- tengah perairan Teluk Saleh. Sekitar tahun 1961 awal, pernah dua kali disinggahi kapal selam KRI Nanggala 402 type 2019/1300 milik TNI AL, dengan motto Tabah Sampai Akhir.

Persinggahan pertama, sebelum melanjutkan perjalanan dari Jawa menuju Irian Barat dalam misi operasi Mandala Tri Komando Rakyat (Tri Kora), mampir sejenak di wilayah perairan Sumbawa. Kedua kalinya, saat Komandan gugus Kapal Selam perebutan Irian Barat, Komodor Laut Manambai Abdul Kadir putera kelahiran Sumbawa, saat mengunjungi keluarga besarnya di Sumbawa.

Mendalami catatan tersebut di atas, setidaknya perairan Teluk Saleh semenjak lama sudah masuk ke dalam bagian jalur pelayaran, minimal dijadikan lokasi persinggahan sesaat. Bagi Kesatuan Armada Timur Indonesia, dikaitkan dengan sosok Pahlawan Nasional yang juga Komandan KRI Naggala, LM Manambai Abdul Kadir, Teluk Saleh, bukanlah lokasi yang terpendam dalam himpitan batu karang hasil letupan vulkanik gunung Tambora. Sehingga minim kebijakan populis dalam kerangka berfikir pemangku kebijakan negeri ini di kawasan itu.

Hanya saja ada semacam nir-kreatifitas dan komunikasi dalam rancangan bangun kawasan perairan. Semua dilakukan sebatas pembangunan pelabuhan ikan dari konstruksi kayu yang usianya hanya bertahan satu musim saja. Belum lagi bantuan alat tangkap berupa sampan kecil kepada kelompok nelayan seadanya, malahan sempat mencuat ada bantuan alat tangkap ikan, barang lama dicat menjadi baru.

Terlebih jika melihat perkembangan Pelabuhan ikan Teluk Santong-Plampang. Dermaga tersebut dibangun era pemerintahan Megawati dan Hamzah Haz. Sampai sekarang belum juga diresmikan. Apalagi memberikan perhatian kepada nelayan untuk belajar mengolah hasil tangkapan menjadi produk, dengan disediakan prasarana teknologi pengolahan sumber daya laut di kawasan teluk Saleh misalnya.

Di perairan Teluk Saleh, menjelang pergantian musim kemarau ke penghujan seperti saat ini menjadi ramai dengan aktifitas nelayan sepanjang Teluk memburu ubur-ubur. Biota laut tersebut, semenjak sepuluh tahun terakhir ini menjadi bahan ekspor ke beberapa negara Asia Timur, Jepang, Cina dan Korea. Bahkan sebuah transaksi jual beli yang sangat prestisius di pasar kaget ubur-ubur, permalam hingga ratusan juta, bahkan miliaran rupiah lebih.

Mengingat biota laut yang satu ini muncul berdasarkan musim, pemodal asia timur terutama dari China sangat mendominasi melakukan bisnis secara langsung berhubungan dengan para nelayan. Akan tetapi, apakah kehadiran mereka di wilayah Sumbawa menggunakan visa kerja atau visa kunjungan wisata? Atau difasilitasi sponsor lokal? Dan pihak imigrasi yang berwenang untuk melakukan pengawasan terkait dengan keberadaan para pemain asing di bidang biota laut lunak yang satu ini.

Terlebih lagi kehadiran para pemodal yang dikenal sebagai investor oleh warga setempat, datang sebagai individu, bukan sebagai koorporasi perdagangan yang berijin operasi di wilayah Sumbawa. Terkait dengan adanya transaksi langsung antara pedagang dan pembeli, dapat dipastikan tanpa melibatkan pengawasan pemerintah daerah, baik di sektor dokumen berusaha pemodal, pengawasan pengelolaan limbah ubur-ubur. Apalagi pelaku bisinis asing.

Wisata Teluk Saleh

Menjelajahi Teluk Saleh, kita seperti menemukan sebuah keindahan baru, mendarat ditepian gili-gili indah berpasir putih, dengan hiasan padang rumput yang sunyi, serta bukit-bukit yang menjadi pelindungnya.

Sisi nan unik dimana kita bisa menyaksikan sebuah pemandangan menakjubkan, saat musim penghujan tiba, ratusan kerbau akan tampak melintasi teluk kecil  menuju sebuah pulau yang bernama pulau Rakit. Disana kerbau-kerbau tersebut akan berdiam untuk satu musim tanam. Beberapa gembala akan membantu dan memantau tradisi unik yang telah berjalan hampir ratusan tahun. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat mengagumkan.

Teluk Saleh Sumbawa (foto: Supriadi)

Dengan adanya Pulau Moyo di depan Teluk Saleh, menjadikan teluk ini tidak begitu terkontaminasi oleh keadaan laut lepas sehingga tersimpan banyak unsur hara di wilayah perairan Teluk Saleh. Hal ini membuat Teluk Saleh kaya akan biota laut termasuk ikan-ikan yang cukup beragam dan tumbuh secara alami. Tak heran jika teluk ini menjadi lahan mata pencarian bagi sebagian penduduk yang tinggal di sekitarnya.

Teluk Saleh juga telah dinobatkan sebagai akuarium dunia oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Beragam jenis ikan mulai dari jenis kerapu, tenggiri, kakap, kerang bahkan ikan paus, bisa anda temukan di teluk ini. Selain itu, hal menarik yang juga bisa anda temukan adalah adanya ikan lumba-lumba.

Wisatawan yang datang, biasanya melakukan aktivitas diving di sini karena keragaman hayatinya yang mengaggumkan. Snorkeling juga menjadi pilihan yang pas apabila anda tidak melakukan penyelaman di sini. Di dalam perairannya, dibawah kilauan air birunya, beberapa bangkai kapal dari jaman Hindia – Belanda telah menjadi rumah-rumah ikan, dan akan menjadi salah satu daya tarik besar bagi para pecinta menyelam.

Sayangnya, di sekitar Teluk Saleh belum ada hotel ataupun penginapan yang bisa anda tempati selama berada di Teluk Saleh, sehingga anda bisa menyiasatinya dengan mendirikan tenda di pinggir pantainya. Dengan mendirikan tenda, anda bisa lebih akrab dengan suasana Teluk Saleh, bahkan jika cuaca mendukung, anda bisa menikmati starry night di pinggir pantainya.

Kecantikkan Teluk Saleh ini tak sebatas biota lautnya saja, namun dari atas permukaan laut pun hamparan pasir putih cantik, siap memanjakkan mata anda dengan berpadu birunya lautan. Kemudian, hal menarik lainnya, anda bisa melihat gagahnya Gunung Tambora yang berada di arah Kabupaten Dompu serta terkenal akan kawah terluas di dunia.

Jadi, untuk anda yang tidak menikmati kecantikkan alam bawah lautnnya, anda masih bisa melihat pesona alam di atas permukaan lautnya seperti beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya sambil berenang di pinggiran pantai ataupun memancing ikan dari atas perahu .

Comments

Popular posts from this blog

Labaong Bukit Timbunan Tulang, Cerita Rakyat Dalam Sebuah Buku

Judul: Labaong Bukit Timbunan Tulang Pengarang: Soedjono Masdi Samidjo Tebal Buku: 93 Halaman Buku karya Soedjono Masdi ini menceritakan tentang legenda tentang seorang Puteri Raja yang terbuang menjadi tutur pinutur dari generasi ke generasi. Konon di sebuah bukit ia dikucilkan karena tubuhnya menjijikan. Sang puteri itu menyatu dengan bukit itu. La Gawa  adalah seorang yang disegani di wilayahnya (Sumbawa), dia juga pemimpin bajak laut Bintang Tiga. Para Kolonial sangat benci dengannya, begitupula dengan mertua La Gawa sendiri (Rangga). La Gawa tidak pernah mematuhi perintah yang diberikan oleh mertuanya karena ia tahu bahwa mertuanya hanya mengingikan jabatan tinggi di kerajaan. Suatu hari La Gawa diusir oleh mertuanya karena ia tanpa sengaja telah memukuli istrinya sendiri. La Gawa pun menggembara tanpa seorng istri di sampingnya (Lala Bueng).  La Gawa bertekad akan berkorban demi rakyat serta wilayah tempat tinggal istrinya. La Gawa dating ke Port Roterdam di Makasar untuk menemui

Asal Mula Batu Balo

Batu Balo adalah cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Desa Empang Bawa, Kecamatan Empang, Sumbawa. Pada zaman dulu tersebutlah seorang raja bernama Raja Kepe. Raja Kepe memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Dara Belang. Tibalah suatu hari, sang raja memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menikahkan putrinya dengan seorang raja asal negeri Garegat bernama Balo Kuntung. Hal ini dilakukan karena Raja Kepe telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Balo Kuntung tersebut. Mengetahui hal itu, Dara Belang sangat senang, dia akan mengakhiri masa mudanya karena akan segera dipersunting oleh Balo Kuntung yang telah diketahuinya memiliki rupa yang sangat tampan dan tubuh perkasa. Dara Belang pun tidak sabar menunggu hari baik dalam hidupnya itu. Hingga suatu hari, tersiar kabar bahwa Balo Kuntung dan keluarga besarnya akan mengunjungi keluarga Raja Kepe. Tibalah hari yang dinantikan kedua pihak keluarga, Balo Kuntung beserta rombonganpun segera berlayar

'Lalu Dia Lala Jinis' Cerita Rakyat Dalam Sebuah Novel

Sebuah novel karya sastrawan sumbawa Dinullah Rayes ini menceritakan tentang perjuangan cinta antara putri dari kerajaan seran yang sangat cantik jelita Lala Jinis dengan seorang pangeran yang tampan asal negeri Alas Lalu Dia. Cerita rakyat ini telah ada sejak zaman dahuluu dan turun temurun dikalangan masyarakat. Bahkan beberapa waktu lalu cerita rakyat yang sarat akan perjuangan cinta ini, pernah ditampilkan dalam sebuah drama oleh sanggar seni Lonto Engal ditaman budaya mataram dan terbilang sukses. Lala Jinis adalah seorang putri raja Seran yang sangat cantik jelita, oleh karena itu banyak laki-laki yang mengidamkannya, tak terkecuali Ran Pangantan, seorang putra panglima besar di kerajaan Seran kala itu. Terpesona oleh kecantikan serta latar belakang keluarga lala jinis yang kaya raya, Ran Pangantan bersama ayahandannya pun melamar sang putri. Niat Ran pangantan untuk mempersunting Lala jinis lansung diterima oleh sang Raja dan permaisuri. Dari situlah penderitaan Lala Jinis dimul