Proses Baluir dalam kajian ilmiah dan sains
Oleh: Samsun Hidayah
(Akademisi Institut Keguran dan Ilmu Pendidikan Mataran)
Baluir merupakan suatu istilah Sumbawa yang ditujukan pada aktivitas memisahkan/membersihkan biji Padi, kedelai, kacang hijau, dan hasil pertanian lainnya dari ampas setelah selesai proses Ninting (Proses menumbuk/memukul padi, kedelai, kacang hijau menggunakan kayu dan dilakukan oleh dua orang atau lebih agar biji padi dan kedelai terpisah dari ranting dan batang).
Baluir dilakukan menggunakan tepi (Tampi) atau tangan. Dalam proses baluir, yang utama dibutuhkan adalah angin. Karena ketika biji-biji hasil panen yang masih bercampur dengan ampas batang dan daun, dijatuhkan dari ketinggian tertentu, ampas yang ringan akan terpisah dengan biji-biji karena lebih ringan.
Sering kali masalah muncul ketika mendung atau tidak ada angin. Proses baluir terkadang terganggu. menghadapi situasi ini, Para orang tua sering mengambil inisiatif mengambil Jerami atau ampas batang kedelai, kemudian dibakar di dekat Lokasi Baluir. Mereka meyakini bahwa dengan adanya api, maka angin akan datang. Bahkan diantara mereka menggunakan siulan-siulan tertentu dalam memanggil angin. Masa iya sih angin bisa datang?
Proses membuat api adalah suatu usaha untuk merubah suhu pada lokasi Baluir (semua orang tua tahu hal ini). Lalu bagaimana hubungan antara panas dengan datangnya angin? Jarang orang tua yang tahu hal ini, karena mereka dulu tidak pernah kuliah atau belajar fisika. paling tinggi juga lulusan sekolah rakyat..hihihi.
Baiklah... Begini Prosesnya.
Di dalam fisika dan termodinamika, persamaan keadaan adalah persamaan termodinamika yang menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur, tekanan, volume dan energi dalam. Persamaan keadaan berguna dalam menggambarkan sifat-sifat fluida, campuran fluida, padatan, dan bahkan bagian dalam bintang.
Pada 1873, J. D. van der Waals memperkenalkan persamaan keadaan pertama yang diturunkan dengan asumsi sebuah volume terbatas yang ditempati oleh molekul gas penyusun. Persamaan baru tersebut merevolusi studi mengenai persamaan keadaan, dan makin dikenalkan melalui persamaan keadaan Redlich-Kwong dan modifikasi Soave pada Redlich-Kwong.
Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan Van Der Waals atau persamaan Van Der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan menambahkan koreksi pada P untuk mengkompensasi interaksi antarmolekul; mengurangi dari suku V yang menjelaskan volume real molekul gas. Sehingga didapat:
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
Persamaan tersebut menjadi persamaan Gas Ideal klasik sebagai berikut:
PV = nRT
atau dalam keadaan volume konstan menjadi:
P1/T1 = P2/T2
Persamaan di atas menjelaskan bahwa pada ruang yang volumenya konstan, jika semakin tinggi suhu maka tekanan akan semakin rendah. dan sebaliknya.
Bagaimana dengan Baluir?
Berbicara masalah angin, merupakan udara bergerak karena adanya perbedaan tekanan pada suatu tempat. Angin selalu bertiup dari tempat yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah. Hubungan antara tekanan dengan suhu telah dijelaskan dalam persamaan keadaan Van Der Waals tadi. Pada suatu tempat, jika suhunya tinggi, maka tekanannya akan turun, dan sebaliknya.
Pada proses baluir, ketika ada api disekitar lokasi baluir, maka sudah pasti ada panas. Dengan adanya panas, maka akan memicu turunnya tekanan di lokasi baluir. Sedangkan suhu di sekitar baluir lebih rendah dan tekanannya lebih tinggi. Sehingga tekanan pada lokasi baluir lebih rendah dari tekanan di luar daerah sekitar baluir (ada perbedaan tekanan). Dengan perbedaan tekanan inilah angin akan datang dari segala arah menuju pusat panas dalam bentuk kurang teratur. Sehingga biasanya orang-orang yang sedang baluir mengatur posisi api untuk mendapatkan angin yang teratur.
Bagimana dengan bersiul? Saya kurang faham dengan teori angin. mungkin saja ada hubungannya. Mungkin juga tidak. Tapi mengetahui cara memanggil angin dangan bantuan api adalah bentuk kearifan lokal yang perlu dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Karena kearifan lokal adalah salah satu media pembelajaran yang sangat kontekstual bagi anak sekolah (yang tidak sekolah juga). Masih banyak sesuangguhnya keariifan lokal kita yang bisa dijelaskan dengan sains serta menjadi sumber belajar bagi generasi serta inspirasi bagi orang tua dan guru.
Comments
Post a Comment