Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2013

Pacuan Kuda Sumbawa

Pacuan Kuda Atau orang sumbawa menyebutnya  Main Jaran atau Male ini diadakan setiap tahun, lebih- lebih pada waktu perayaan hari Ulang Tahun Proklamasi RI. Hampir disetiap desa/Kecamatan melaksanakan permainan pacuan kuda ini. Selain sudah menjadi tradisi, pacuan kuda dalam masyarakat Sumbawa juga bertujuan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki peternakan kuda misalnya dengan memelihara dengan baik, pemberian makanan, dimandikan secara baik, teliti dan cermat. Pada hari sebelum pacuan kuda dimulai, yaitu pada 3-4 hari sebelumnya, semua kuda yang ikut bertanding terutama favorit dari kecamatan-kecamatan, dikumpulkan untuk diukur tinggi dan usinya guna penetuan kelas dari kuda tersebut. Sang Joki haruslah seorang anak kecil yang usianya tidak melebihi 10 tahun dan diatas 6 tahun.  Joki kecil yang memacu kuda tanpa alat pengaman yang lengkap ini memiliki keahlian dan pengalaman yang luar biasa. Biasanya juga mereka memiliki dua pecut yang dipakai untuk memacu kuda lari kencang. Lokas

Budaya Masyarakat Sumbawa Karaci

Karaci, budaya masyarakat Sumbawa yang populer. Saat ini, Karaci mulai jarang ditemukan. Permainan adu ketangkasan ini terdapat juga di daerah lain seperti di pulau Lombok yang disebut Perisaian. Perbedaan signifikan keduanya terdapat pada bentuk perisai. Pada permainan Karaci, bentuknya bulat lonjong, sedangkan Perisaian bentuknya empat persegi. Permainan ini biasanya dilakukan pada waktu malam hari oleh dua orang pria dewasa yang memakai pakaian pembungkus khusus agar tidak sakit jika terkena pukulan, masing-masing memegang tongkat pemukul (“Semambu”) dan sebuah perisai (=”Empar”) berbentuk bulat lonjong yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau. Masing-masing pria jagoan mewakili kelompok yang diawali dengan gerak tari (“ngumang”) serta berpantun (“Balawas”), mencari tandingan atau musuhnya. Setelah menjumpai lawan yang seimbang, maka mereka mulai pertarungan dengan saling mencari kesempatan untuk dapat memukul lawannya, atau berpukul-pukulan. Di antara mereka terdapar 2

Kerupuk Atom Cemilan Khas Masyarakat Sumbawa

Kerupuk Atom merupakan cemilan khas masyarakat Sumbawa Banyak daerah diindonesia menyediakan kerupuk atom tapi sedikit berbeda dengan kerupuk atom yang satu ini tentunya cemilan khas sumbawa yang satu ini memiliki cerita lain dilidah penasaran gimana bentuknya ? yuk kita simak artikel pendek mengenai kerupuk atum cemilan khas Sumbawa dibawah ini.. Kerupuk atom tidak asing lagi bagi masyarakat Sumbawa kerupuk ini sudah merupakan cemilan khas bagi masyarakat sumbawa hampir setiap rumah di Sumbawa menyediakan cemilan seperti ini berbeda dengan kerupuk atom wilayah lain kerupuk atom sumbawa ini berukuran agak panjang dengan warrna agak kekuning kuningan tentunya dengan rasa yang enak dan gurih. Daerah yang paling banyak menyediakan cemilan ini di Sumbawa adalah kecamatan Empang, sebuah kecamatan yang berjarak kurang lebih 90 km dari kabupaten Sumbawa bahkan tidak jarang kerupuk atom ini dimakan sebagai pengganti ikan di kecamatan empang khusunya. Sangat gampang untuk membuat kerupuk atom i

Simanis Khas Sumbawa

Sumbawa juga terkenal dengan yang manis - manis contohnya yang satu ini nah penasaran bagaimana manisnya madu sumbawa silahkan simak selengkapnya dbawah ini. Siapa yang tak kenal si manis ini? Madu yang kaya akan manfaat ini memang banyak disukai masyarakat Indonesia. Rata-rata dari mereka yang menyukai madu berbadan sehat. Karena Madu banyak mengandung zat antioksidan seperti, katalase , vitamin c, pinobanksin , chrysin dan pinocembrin . Kandungan utama madu adalah gula dan senyawa karbohidrat. Madu yang manis ini dapat digunakan untuk mereka penderita diabetes karena kandungan fruktosa dari si madu itu sendiri. Bagi perempuan yang sering menjalani perawatan tubuh, pasti pernah mendengar tentang si manis  yang bisa mempercantik kulit ini. Karena banyaknya manfaat dari madu ini membuat dia disukai. Nah, jika Anda berkesempatan berkunjung ke Sumbawa, Anda harus mencicipi madu khas kota ini. Kota Sumbawa memang dikenal sebagai kota penghasil madu. Madu yang meraka hasilkan buk

Masakan Khas Sumbawa

Pada dasarnya setiap daerah selalu memiliki Makanan khas daerahnya masing masing nah untuk itu berhubung admin sendiri orang sumbawa nie admin perkenalkan Makanan khas sumbawa kepada masyarakat luar..berikut makanan khas sumbawa... 1. Sepat Sepat adalah masakan khas daerah Sumbawa, rasanya asam - asam segar. Biasanya di bulan puasa, 30 hari puasa maka 30 hari sepat hadir menemani berbuka. masakan yang satu ini terbuat dari ikan yang diiris medium size dan dibakar. Lalu dihidangkan dengan kuah dengan bumbu-bumbu yang begitu lezat.  Ibu- ibu yang ngidam selalu pengennya sepat, makanan ini populer di Sumbawa. Memang inilah salah satu resep masakan khas daerah Sumbawa. 2. Gecok Gecok merupakan salah satu masakan khas Sumbawa yang berbahan utama daging dan jeroan sapi. dihidangkan dengan cara seperti ditumis dan dibalut dengan parutan kelapa berbumbu. kesan garing, renyah, dan gurih menyelimuti makanan khas Sumbawa ini. 3. Ayam bakar Taliwang Ya, Ayam Bakar Taliwang begitulah nama dari m

Seni Tarian Sumbawa

Seni Tari Sumbawa Tradisi tari sudah lama ada di Tana Samawa. Tari tanak ( Tanak Juran dan Tanak Eneng Ujan ) adalah contoh tarian Samawa yang merupakan tari persembahan Tau Juran ( seketeng, Samapuin, Lempeh dan Brangbara ) kepada raja Sumbawa. Sedangkan Tau kampung bugis sebagai tamu khusus kerajaan mempersembahkannya Sempa. Sempa memiliki gerakan yang khas dan unik dengan gerakan kaki dinamis dan cekatan. Tarian Samawa memperlihatkan gerakan tanak, sempa, redat, ngumang, pengantan bolang kemang, nyemah dan berbagai gerakan yang terdapat pada permainan rakyat, serta gerakan petani tradisional di sawah. Disamping gerakan-gerakan pada berbagai upacara adat. Para pencipta tari dan para penari mencoba mengungkapkan sebuah kekuatan dan keindahan yang mendalam. Sejumlah tarian kreasi baru yang dikenal luas di masyarakat Samawa adalah Tari Nguri, Tari Pego Bulaeng, Tari Pasaji, Tari Pamuji, Tari Batu nganga, Tari lalu diya - lala jines, Tari ngasak, Tari dadara bagandang, tari berodak, ari

Beberapa Contoh Lawas

Halaman 1 Ajan aku dadi jangi ya ku ngawang mara pio metokal adik kuleno durianku sengkaeh manis kadu kutibar ke ate no antanku sayang adik kutembok nyir tua satungkap kutembok angkang ano tawi kutunt ku tuntet jangka ada jangi jangi apapo jangi ta btarepa mara lalat yaku mimpat po kakendung. pio ijo lete mega satekusa sai nyawa ling sopo sifat ku ke adik  sai sate nyaman mate laga lalo rembet sembahyang lema nyaman nyawa lalo nyawalalo bilin tubuh renduk nangisling potoban masi po asi dunia dunia mara den maman kupajelek sajan nyaman loba bilo umir ku gamana Halaman 2 Marasa kugawok sedi No tama ko pikir akal To dapat tosi ramalik   Ala we mana kupendi Ta kubada rasa kaku Kena siya nesal ngineng   Kubada siya ngere to Sipat kami tu salaki Basato lasung bakomong Jangi kami tu salaki Tu arap reda kasuka Mana no ujan ka gunter Tengamo petang gila we Ngaremo anak Piyoko Luk sopo jangi ke aku Kemang nonda leng desa ta Ada leng poto jambangan Kututet jangka kusumpeng Buwa kusamanta sump

Batu Nong Cerita Rakyat Desa Lekong

Di Desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa terdapat sebuah batu besar, tinggi, bundar bagian atasnya datar. Batu itu menggantung pada tebing bukit yang tinggi dekat sungai Lekong. Dari atas batu itu orang dengan leluasa dapat melihat ke bawah. Itulah sebabnya disebut “batu nong” . Kata “nong” dalam bahasa Sumbawa berarti “melihat ke bawah dari atas”. Jika batu nong itu dilihat dari kejauhan, kedudukannya sangat genting. Kalau ada getaran sedikit saja, rasa-rasanya batu itu pasti akan runtuh. Dalam kenyataan, telah beratus-ratus tahun batu itu tetap tidak bergeming. Bagaimana batu itu bisa berada di tempat tersebut, inilah ceritanya. Tersebutlah sebuah negeri di zaman dahulu kala. Negeri itu terkenal makmur, aman, dan damai. Tidak pernah terdengar perselisihan di antara penduduknya. Laki-laki dan perempuan kedudukannya sama, kecuali dalam satu hal, yaitu laki-laki tabu mencuci pantat anaknya yang habis buang air besar. Hal yang demikian diyakini benar oleh penduduk d

Kisah Hidup Kari Mongkong

Dahulu kala di desa Muer kecamatan Plampang hidup seorang janda tua bersama dua orang anaknya Karimongkong dan adiknya, keduanya laki – laki. Karimongkong dipanggil demikian karena bentuk tubuhnya yang bongkok. Sebenarnya Karimongkong bukanlah anak kandung dari janda tersebut. Karimongkong dulunya ditemukan oleh suaminya di tepi sebuah sungai. Kemudian dijadikan anak oleh mereka karena saat itu mereka belum mempunyai anak. Almarhum ayahnya mempunyai seorang saudara yang sangat kaya raya. Saudaranya itu mempunyai seorang putri yang sangat cantik jelita. Namun, meskipun Karimongkong mempunyai paman yang sangat kaya namun hidupnya tetaplah miskin. Hidupnya hanya tergantung dari penghasilannya membantu tetangganya di sawah dan kebun ditambah dari hasil memelihara beberapa ekor ayam. Sampai dengan usia 25 tahun Karimongkong tetap hidup pas- pasan. Sebagai seorang laki – laki, Karimongkong berkeinginan untuk dapat beristri dengan seorang gadis cantik dan kaya raya. Dan hatinyapu

Tinjauan Lawas Dalam Kehidupan Bermasyarakat

LAWAS Seni sastra yang sangat menonjol di Sumbawa adalah seni sastra “Lawas.” Lawas bagi masyarakat Sumbawa bukan sekadar seni sastra, namun Lawas juga sebagai media hiburan yang dapat dipertunjukkan dan atau dipertontonkan. Lawas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sumbawa. Lawas diwariskan dan diturunkan dalam bentuk lisan. Lawas bagi masyarakat Sumbawa menjadi sumber dari segala sumber seni. Lawas akan dilantunkan kedalam berbagai bentuk seni, meliputi: Seni Balawas, Rabalas Lawas, Malangko, Badede, Badiya, Bagandang, Bagesong, Sakeco, bahkan tutur atau cerita pun disampaikan dalam bentuk Lawas. Dalam Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia dikatakan bahwa Lawas adalah sejenis puisi tradisi khas Sumbawa, umumnya terdiri atas tiga baris, biasa dilisankan pada upacara-upacara tertentu. Pengertian Lawas pada Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia belum dapat dikatakan lengkap, karena Lawas juga ada yang terdiri atas empat baris, enam baris, dan ada juga yang dela

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai