Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Karapan Ayam Desa Mantar, Cerita Unik Negeri Atas Awan

Tradisi unik, Karapan Ayam Desa Mantar KSB masih terjaga Hallo sahabat. Tahukah kalian, selain dikenal memiliki panorama alam yang memukau, Desa Mantar, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat juga memiliki tradisi unik yang hingga sampai saat ini masih dilakukan. Masyarakat di sana gemar dengan permainan Karapan Ayam. Hampir sama dengan karapan sapi, yang berbeda hanya hewan yang dibalapkannya. Ayam-ayam yang dilombakan akan dipasangkan tongkat (noga) untuk mengikat kedua ayam jantan tersebut. Jika joki karapan sapi akan naik di belakang, joki karapan ayam akan menggiring ayam menggunakan rotan yang ujungnya dibelah-belah dan dipasangkan hiasan warna-warni (lutar). Tujuannya untuk menarik perhatian ayam, Ayam akan dikatakan menang jika mencatat waktu tercepat melewati garis finish yang ditandai dengan sebatang toggak kayu yang dinamakan saka. Selain itu, ayam tidak boleh keluar dari garis batas arena. Sayangnya, tidak semudah yang dibayangkan untuk mengendalikan kedua ayam tersebut. Banyak

Menjadi Pengrajin Rotan di Sumbawa Barat, Pak Ali Masih Bertahan

Hasil Kerajinan Pak Ali Pak Ali, demikian nama panggilan akrabnya. Sosok pengrajin rotan asal Sumbawa Barat ini bisa dikatakan sebagai satu pengrajin rotan asal daerah ini yang masih tersisa. Pak Ali masih terus membuat kerajinan dari rotan, bidang kerajinan yang sudah ditekuninya sejak masa kecil. Berbagai kreasi kerajinan seperti ayunan bayi, vas bunga, tempat sampah, kursi lantai dan beberapa lagi masih terus diproduksi olehnya memenuhi kebutuhan pelanggan. Kepandaian membuat kerajinan didapatkannya secara otodidak dan turun menurun dari keluarganya, terutama dari sang ayah. Hanya dengan melihat gambar, Pak Ali bisa membuat kerajinan rotan sesuai dengan gambar yang ditunjukkannya. “Setelah bahan siap, rotan lantas direndam beberapa menit. Ini dilakukan agar pada saat dilekukkan rotan tidak patah. Setelah itu rotan mulai dibentuk. Satu persatu rotan dilekukkan sesuai keinginan hingga selesai. Setelah jadi, kerajinan akan dikompor untuk menghilangkan barangkali ada rotan-rotan kecil y

Pertempuran Sengit Ki Pasung Grigis Dengan Raja Sumbawa

Ilustrasi Ki Pasung Grigis adalah putra dari Sri Empu Indra Cakru yang ber-pasraman di Puncak Bukit Gamongan (Lempuyang) dan menjadi seorang patih mangkubumi yang gagah perkasa di Kerajaan Bedahulu Bali saat Sri Tapolung (Astasura Ratna Bumi Banten) menjabat sebagai raja. Setelah menjadi seorang patih mangkubumi, Ki Pasung Gerigis akhirnya tinggal di desa Tengkulak dekat istana Bedahulu di mana raja Astasura bersemayam dan sebagai pembantunya diangkatlah Ki Kebo Iwa alias Kebo Taruna yang tinggal di Desa Belahbatuh. Ki Pasung Grigis yang juga disebutkan merupakan cucu dari Raja Masula Masuli dalam sejarah Dalem Gandalangu diceritakan, setelah pemerintahan Kebo Parud, pemerintahan di Bali kembali dipegang oleh keturunan dari raja-raja Bali kuno pada masa sebelumnya, yaitu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten yang berkuasa di Bedahulu, yang masih keturunan dari raja Hyang Ning Hyang Adi Dewa Lencana. Dengan demikian, Ki Pasung Grigis dan Sri Asta Sura Bumi Banten masih memiliki hubungan darah

Bukan di Bali, Tapi Gili Dewa Ada di Sumbawa

Gili Dewa Sumbawa Sumbawa Headline - Kabupaten Sumbawa semakin mantap berbenah melalui sektor pariwisatanya. Perlahan tapi pasti, sejumlah objek wisata mulai dibenahi agar mampu menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Sebut saja Agal, air terjun yang terletak di Merente, Kecamaran Alas ini, mulai ramai dikunjungi semenjak kemunculannya di media beberapa waktu lalu. Rupanya tak hanya Agal, belakangan ini, sebuah objek wisata baru juga tengah menarik perhatian publik di beberapa media sosial. Namanya Gili Dewa. Gili ini merupakan satu diantara sekian banyak pulau indah yang mengelilingi kawasan Teluk Saleh, Sumbawa. Pertama kali mendengar nama gili ini, sahabat pasti berfikir bahwa Gili Dewa adalah salah satu objek wisata di Bali bukan? Namun jangan salah, satu-satunya pulau dengan sebutan Dewa, hanya ada di Kecamatan Tarano, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tak jelas mengapa pulau ini dinamai Gili Dewa. Namun, menurut beberapa mitos yang berkembang ditengah masyarakat, dulunya pula