Skip to main content

BM Sang Pijar Dan Bagaimana Generasi Muda Diajarkan Untuk Berani Menerobos



Telah terbit buku BM Sang Pijar. Buku yang menceritakan tentang kebijakan dan kisah-kisah ringan perjalanan 5 tahun Ir. H. Badrul Munir, MM, Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, periode 2008-2013, merupakan kesaksian dari integritas dan kecerdasan seseorang yang sangat mencintai daerahnya.

Tokoh kelahiran Sumbawa yang akrab disapa BM ini, menuangkan fikiran-fikirannya  yang elegan. Lewat buku ini. Beliau mengekspektasikan keharmonisan kecerdasan intelektual dengan spiritual. Narasi diri seseorang yang berkisah tentang kecintaan, keprihatinan, kegelisahan dan impian-impian idealnya kepada sebuah negeri yang di sebut Pak BM “Miniatur Indonesia”, itulah Lombok-Sumbawa yang dinahkodai oleh Pak BM bersama M. Zainul Majdi, Gubernur Nusa Tenggara Barat.

Buku ini menyajikan sesuatu yang mungkin luput dari publik. Rekaman jejak gagasan dan terobosan strategisnya disuguhkan dengan ringan,  apik, tertib dan mudah dicerna.

Lalu kenapa Sang tokoh sentral dalam buku ini disebut SANG PIJAR?   Oleh sang editor Bening Damhuji, beliau dianggap telah berani menerobos jalan-jalan yang tak terambah kaki, menerangi gulita, berfikir melampaui batas-batas normatif, konkret dan tidak mengada-ada, mencerahkan dan realistis, landasan berfikirnya kuat dan memiliki kepribadian yang kokoh.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...