Skip to main content

'Lalu Dia Lala Jinis' Cerita Rakyat Dalam Sebuah Novel



Sebuah novel karya sastrawan sumbawa Dinullah Rayes ini menceritakan tentang perjuangan cinta antara putri dari kerajaan seran yang sangat cantik jelita Lala Jinis dengan seorang pangeran yang tampan asal negeri Alas Lalu Dia. Cerita rakyat ini telah ada sejak zaman dahuluu dan turun temurun dikalangan masyarakat. Bahkan beberapa waktu lalu cerita rakyat yang sarat akan perjuangan cinta ini, pernah ditampilkan dalam sebuah drama oleh sanggar seni Lonto Engal ditaman budaya mataram dan terbilang sukses.

Lala Jinis adalah seorang putri raja Seran yang sangat cantik jelita, oleh karena itu banyak laki-laki yang mengidamkannya, tak terkecuali Ran Pangantan, seorang putra panglima besar di kerajaan Seran kala itu. Terpesona oleh kecantikan serta latar belakang keluarga lala jinis yang kaya raya, Ran Pangantan bersama ayahandannya pun melamar sang putri. Niat Ran pangantan untuk mempersunting Lala jinis lansung diterima oleh sang Raja dan permaisuri.

Dari situlah penderitaan Lala Jinis dimulai karena dia sama sekali tidak mencintai Ran Pangantan yang kasar, dan hanya menginginkan kecantikannya, kekuasaan ayahnya beserta hartanya. Akan tetapi sebagai putri sang raja, lala jinis tak bisa berbuat apa-apa karena harus mengikuti keinginan dari sang ayah dan ibunya.

Lalu Dia adalah seorang pangeran kerjaan dari negeri Alas. Parasnya sangat tampan dan baik hati. Dialah laki-laki yang dicintai Lala Jinis saat pertemuan mereka di tempat pemandian dan bermain Putri Lala Jinis. Namun cinta mereka datang setelah Lala Jinis mendekati detik-detik pernikahannya bersama Ran Pangantang.

Lala Jinis dan Lalu Dia benar-benar saling mencintai layaknya sepasang sepasang kekasih, akan tetapi Lala jinis sebentar lagi akan menikah dengan Ran Pangantan. Singkat cerita Lala Jinis tidak sanggup dan kuat berada di Kerajaan sebab hatinya begitu terluka, ia tidak mungkin menikah dengan Ran Pangantan, laki-laki yang tidak ia cintai.

Akhirnya Lala Jinis memutuskan untuk segera kabur dari kerajaan ditemani oleh Oneng, dayangnya yang selalu setia menemaninya. Begitupun dengan Lalu Dia, ia tak mungkin melepaskan Lala Jinis begitu saja, mengingat Lala Jinis sangat ia cintai.  Akhirnya diapun memutuskan untuk menjemput Lala Jinis dan kembali mengajaknya menuju kerajaan Seran.

Keputusan kedua insan ini akhirnya menyebabkan mereka bertemu di tengah-tengah perjalanan, sehingga mereka memutuskan untuk segera pergi dari negeri itu, akan tetapi mereka terlambat, rencana mereka segera diketahui Ran Pangantan, Diapun berhasil mencegat mereka diperjalanan.

Singkatnya terjadilah pertempuran antara Lalu Dia dengan Ran Pangantan saat itu, mereka sama-sama saling mengeluarkan kris andalan mereka.  Ran Pangantan kalah dalam pertempuran melawan Lalu Dia, dan akhirnya Lalu Dia lah yang berhak memiliki Lala Jinis, Lalu Dia membawa Lala Jinis ke negeri Alas dan menikahinya. Mereka berdua hidup bahagia sampai akhir hayatnya.

Begitulah cerita singkat mengenai Novel ini, jika penasaran dengan cerita lengkapnya, ada baiknya anda lansung membeli novel ini di toko-toko buku terdekat atau via online.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...