Skip to main content

Sekilas Tentang Buku Joki Kecil Berhak Belajar



Buku ini menyajikan pengalaman lapangan, berusaha membuka tabir anak-anak ditengah deru arena Main Jaran (Pacuan Kuda). Belajar bukan saja kebutuhan bagi para joki kecil di sumbawa, akan tetapi hak dasar bagi setiap warga negaranya.

Dalam penerbitan buku ini tentunya dibantu oleh beberapa pihak, terutama Pertamina Foundation, LPPH Sumbawa, P3T UTS, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, serta Mahasiswa Fakultas Psikologi UTS. Kata pengantar buku ditulis oleh Prof.  Dr. Mahsun, MS. Bagi segenap pembaca yang ingin memiliki buku ini bisa lansung menghubungi pihak Arpusda Sumbawa.

Semoga dengan semakin banyaknya penerbitan buku-buku sumbawa khususnya, mampu mendobrak budaya literasi masyarakat kita.

Oleh: Ensiklopedia Sumbawa

Comments

  1. Mantap... literasi jalan utk menjadi hebat dan bermartabat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin bang, semoga kehadiran ensiklopedia sumbawa bisa memancing animo yang lain untuk menumbuhkan budaya literasi kita.

      Delete
  2. buku yang menarik, penasaran dengan dunia anak pemacu kuda di sumbawa

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

    Maaf mau bertanya buku ini mengkritik atau mendukung joki kuda terhadap anak?

    ReplyDelete
  4. Saya pernah mengikuti joki kuda SD kelas 4 ini sudah tidak ada rasa kasihan kepada anak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...