Skip to main content

Bukan di Bali, Tapi Gili Dewa Ada di Sumbawa


Gili Dewa Sumbawa

Sumbawa Headline - Kabupaten Sumbawa semakin mantap berbenah melalui sektor pariwisatanya. Perlahan tapi pasti, sejumlah objek wisata mulai dibenahi agar mampu menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Sebut saja Agal, air terjun yang terletak di Merente, Kecamaran Alas ini, mulai ramai dikunjungi semenjak kemunculannya di media beberapa waktu lalu.

Rupanya tak hanya Agal, belakangan ini, sebuah objek wisata baru juga tengah menarik perhatian publik di beberapa media sosial. Namanya Gili Dewa. Gili ini merupakan satu diantara sekian banyak pulau indah yang mengelilingi kawasan Teluk Saleh, Sumbawa.

Pertama kali mendengar nama gili ini, sahabat pasti berfikir bahwa Gili Dewa adalah salah satu objek wisata di Bali bukan? Namun jangan salah, satu-satunya pulau dengan sebutan Dewa, hanya ada di Kecamatan Tarano, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Tak jelas mengapa pulau ini dinamai Gili Dewa. Namun, menurut beberapa mitos yang berkembang ditengah masyarakat, dulunya pulau ini pernah menjadi tempat pertapaan seorang yang sakti dari Agama Hindu.

Entah benar atau tidak, yang jelas, Gili Dewa serupa maghnet baru yang mampu menyihir para wisatawan untuk berdatangan. Selain lokasinya yang strategis dikawasan Teluk Saleh, gili ini juga menyajikan pemandangan yang tak kalah indah dibading banyak pulau kecil di luar sana.

Yakin ngak penasaran dengan Gili Dewa?


Comments

Popular posts from this blog

Asal Mula Batu Balo

Batu Balo adalah cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Desa Empang Bawa, Kecamatan Empang, Sumbawa. Pada zaman dulu tersebutlah seorang raja bernama Raja Kepe. Raja Kepe memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Dara Belang. Tibalah suatu hari, sang raja memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menikahkan putrinya dengan seorang raja asal negeri Garegat bernama Balo Kuntung. Hal ini dilakukan karena Raja Kepe telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Balo Kuntung tersebut. Mengetahui hal itu, Dara Belang sangat senang, dia akan mengakhiri masa mudanya karena akan segera dipersunting oleh Balo Kuntung yang telah diketahuinya memiliki rupa yang sangat tampan dan tubuh perkasa. Dara Belang pun tidak sabar menunggu hari baik dalam hidupnya itu. Hingga suatu hari, tersiar kabar bahwa Balo Kuntung dan keluarga besarnya akan mengunjungi keluarga Raja Kepe. Tibalah hari yang dinantikan kedua pihak keluarga, Balo Kuntung beserta rombonganpun segera berla...

Labaong Bukit Timbunan Tulang, Cerita Rakyat Dalam Sebuah Buku

Judul: Labaong Bukit Timbunan Tulang Pengarang: Soedjono Masdi Samidjo Tebal Buku: 93 Halaman Buku karya Soedjono Masdi ini menceritakan tentang legenda tentang seorang Puteri Raja yang terbuang menjadi tutur pinutur dari generasi ke generasi. Konon di sebuah bukit ia dikucilkan karena tubuhnya menjijikan. Sang puteri itu menyatu dengan bukit itu. La Gawa  adalah seorang yang disegani di wilayahnya (Sumbawa), dia juga pemimpin bajak laut Bintang Tiga. Para Kolonial sangat benci dengannya, begitupula dengan mertua La Gawa sendiri (Rangga). La Gawa tidak pernah mematuhi perintah yang diberikan oleh mertuanya karena ia tahu bahwa mertuanya hanya mengingikan jabatan tinggi di kerajaan. Suatu hari La Gawa diusir oleh mertuanya karena ia tanpa sengaja telah memukuli istrinya sendiri. La Gawa pun menggembara tanpa seorng istri di sampingnya (Lala Bueng).  La Gawa bertekad akan berkorban demi rakyat serta wilayah tempat tinggal istrinya. La Gawa dating ke Port Roterdam di Makasar untu...

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...