Skip to main content

Baiq Mariah, Jamaah Haji Tertua Dari Lombok


Sambutan hangat dirasakan jemaah calon haji tertua asal Indonesia asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, Mariah Margani Muhammad atau Baiq Mariah. Nenek berusia 104 tahun itu tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi, pukul 21.50 waktu Arab Saudi, Sabtu, 26 Agustus 2017.

Baiq Mariah menempuh perjalanan 12 jam dari Lombok. Kedatangan Baiq disambut Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Nizar Ali, Kepala Daerah Kerja Bandara Arsyad Hidayat, dan Konsul Jenderal Indonesia Muhammad Hery Sarifuddin.

Tidak hanya petugas haji, Baiq Mariah yang lahir pada 1 Juli 1913 itu, juga disambut beberapa media Arab Saudi. Media Arab Saudi takjub karena Baiq Mariah adalah calon jemaah haji tertua tahun 2017.

Baiq Mariah diwawancara media Arab Saudi. (Dok. Media Center Haji)

Saat diwawancara media, salah seorang pendamping mengatakan, Baiq Mariah cukup kaget atas sambutan itu. Baiq juga mengatakan perjalanan dari tanah air dilalui dengan baik. "Alhamdulillah lancar dan sehat," kata pendamping Baiq Mariah.

Baiq, lanjut pendamping, mengaku senang sudah sampai di Tanah Suci. Mendaftar haji sejak tahun 2009 lalu, akhirnya Baiq dapat menunaikan ibadah haji pada tahun ini bersama 221 ribu jemaah asal Indonesia lainnya.

Meski berada dalam kondisi sehat, Baiq difasilitasi kursi roda untuk melaksanakan aktivitas ibadahnya selama di Tanah Suci. Saat berada di Mekah, Baiq akan menempati pemondokan 308 di Hotel Barakat Burhan, wilayah Mahbas Jin.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...