Skip to main content

Joki Cilik Pacuan Kuda Sumbawa

Main Jaran, Sumbawa

Jika Anda pernah melihat pacuan kuda, baik di televisi maupun secara langsung di stadion, pasti akan berdecak kagum dan mengacungkan jempol Anda ke para Joki, karena si Kuda akan memacu dengan kecepatan yang paling maksimal sampai ke garis finish, tidak jarang si kuda berserempetan atau tersenggol oleh kuda lain, karena jumlah peserta lomba dan lebar area stadion yang tidak terlalu lebar.

Ya! Bagi kita yang melihat memang sangat seru pacuan kuda tersebut, sampai dapat bersorak-sorak kegirangan walau sambil memakan cemilan, tetapi bagi para Joki tentunya dibutuhkan konsentrasi yang tinggi di atas pelana, dan selalu siap dengan berbagai kejutan di area pacuan.

Bertaruh Nyawa Demi Sebuah Kebanggaan


Main Jaran, Sumbawa

Di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada sebuah tradisi unik yang hingga kini masih dipertahankan masyarakat yang tinggal di desa-desa. Tradisi pacuan kuda atau warga lokal menyebutnya sebagai “main jaran” merupakan tradisi turun menurun masyarakat Sumbawa. Tradisi ini digelar tiap musim kemarau.

Yang berbeda, pacuan kuda di Pulau Sumbawa ini tidak menggunakan joki dewasa. Di sini, joki yang digunakan adalah joki anak-anak berumur sekitar 6-12 tahun. Mereka dikenal dengan sebutan Joki Cilik atau Juki dalam bahasa Sumbawa. Bocah-bocah ini begitu mahir mengendalikan kuda-kuda pacu.

Menjadi Joki Cilik adalah sebuah kebanggaan bagi mereka. Fisik mungil bukan penghalang. Mereka tak gentar menunggangi kuda bertubuh tinggi besar, bahkan sedikit liar.Mereka tak pernah berpikir tentang cedera. Bisa ikut berlaga, memacu sekencang-kencangnya kuda pacu mereka dan merebut predikat juara, itu yang tertancap dalam pikiran mereka.

Di Pulau Sumbawa, pacuan kuda menjadi primadona. Selain menjadi atraksi hiburan, pacuan kuda ini juga menjadi arena untuk menguji nyali para joki dan juga untuk melihat apakah para peternak berhasil merawat kuda-kuda mereka dengan baik. Menang bukan hanya persoalan kebanggaan. Uang berbicara di sini. Kuda yang menang dapat mendongkrak harga jual kuda. Bukan sekedar receh, uang sejumlah ratusan juta lah yang berputar di arena ini.

Joki cilik lahir secara turun temurun. Biasanya seorang bocah menjadi joki cilik karena orang tuanya juga mantan joki. Tak ada yang tahu secara pasti, kapan tradisi ini dimulai. Joki cilik ini merupakan bocah-bocah bernyali besar. Siap bertarung kapanpun di arena pacuan kuda. Mereka dikenal dengan sebutan petarung cilik dari Pulau Sumbawa. Dalam suatu acara pacuan kuda, suasana mirip seperti sebuah karnaval, begitu ramai. Orang-orang hilir mudik keluar masuk pintu arena. Tak peduli panas yang begitu terik, sorak sorai penonton terdengar membahana.

Panas matahari dan debu itu biasa, makanan sehari-hari, karena mereka adalah para peternak dan petani yang lahir dan dibesarkan di daerah sabana 


Main Jaran, Sumbawa

Di tengah sorak sorai, para joki cilik terus bertarung memacu kuda tunggangan. Meski raut mukanya tegang, tapi mereka tak pernah menunjukkan rasa gentar. Para joki cilik ini memiliki nyali sangat besar. Kau mungkin tak percaya, mereka berlaga tanpa perlengkapan standar pacuan kuda. Hanya helm dan pecut yang menjadi senjata andalan utama. Bahkan mereka duduk di atas punggung kuda tanpa beralaskan pelana.

Saat suatu kompetisi pacuan kuda mencapai babak final, tribun yang menjadi tempat paling teduh di arena pacuan kuda akan penuh sesak oleh ratusan penonton. Mereka yang tak kebagian tempat di tribun rela berpanas-panas di luar pagar pembatas arena. Kuda-kuda pacu begitu kencang berlari. Kaki kokohnya menjejak-jejak tanah, menghamburkan lapisan debu di arena pacuan hingga membumbung tinggi.

Terlempar dari atas kuda tunggangan sudah biasa bagi para joki cilik. Mereka terhempas jatuh di atas lintasan pacu yang keras berdebu. Cedera yang dialami para joki cilik ini adalah hal lumrah dan biasa terjadi. Mungkin biasanya orang-orang tua akan berteriak panik melihat tontonan seperti itu, namun di sini, para orang tua joki cilik berteriak-teriak memberi semangat di luar pagar kayu pembatas lintasan pacu. Suatu kebanggaan memiliki seorang jawara dalam keluarga.

Mencerna dan menikmati suatu tradisi terkadang harus berlawanan dengan nurani. Nuraniku jelas, tak sepantasnya anak-anak kecil itu turun ke arena. Namun ini adalah sebuah tradisi yang telah diturunkan dari beberapa generasi.

Sumber: Wonderful Lombok Sumbawa

Comments

  1. ♠♥ CASINO ONLINE TERPERCAYA ♥♠
    Selamat datang di CintaCasino, kami menyediakan permainan live casino seperti:
    Baccarat
    Sicbo (Dadu)
    Roulette
    Dragon Tiger
    Slot Game
    Sportsbook
    Sabung Ayam
    -------------------------------------------------------------------------
    Ω Promo CintaCasino Ω
    ♠ Bonus New Member 20%
    ♥ Bonus Deposit 10% Setiap Hari
    ♣ Bonus Cashback 10% Mingguan
    ♦ Full Comission
    -------------------------------------------------------------------------
    Kontak Kami :
    ♠ BBM : CintaCasino
    ♥ WCHAT : CintaCasino_
    ♣ WA : +85570874100
    ♦ Livechat Online 24jam

    ReplyDelete
  2. RECOMMENDED NIH...!!!

    Segera join di Bos333
    Hanya dengan melakukan minimal deposit 25.000 kalian sudah bisa melakukan bettingan dan bermain berbagai permainan slot yang di sediakan.
    Jadi tunggu apa lagi...!!!
    Segera bergabung dan tinggkatkan saldo anda bersama kami...!!
    Untuk PROMO atau INFO lebih lanjut silahkan hubungi CS kami..

    Menang Berapapun Pasti Kami Bayar. Jangan Kasih Kendor Bosque, Kalah/Menang Kami berikan Bonus setiap Minggunya.....

    Agen Judi Online Indonesia Proses deposit dan Withdraw 24 Jam
    Bonus New Member Sportbook 120%
    Bonus New Member Sambung Ayam 20%
    Bonus New Member Slot Game 100%
    Bonus Next Deposit Slot 10%
    Bonus Free chip Deposit 50ribu dapatkan 20ribu

    - Slot Online
    - Live Casino
    - Agen Judi Online
    - Bandar Bola
    - Judi Slot Online
    - Bandar Poker
    - Agen Togel Online
    - Sabung Ayam

    Komisi Casino 0.8%
    Cashback All Game 5-10%
    Komisi Slot 0.8%
    Komisi Sportbook 0.8%
    Bonus Referral 0.3%

    Info Lanjut Hubungi Kami :
    WA.me/6282329247732
    line: PBABET

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...