Skip to main content

PAN NTB Pastikan Umumkan Bakal Calon Bulan Ini


Muazzim Akbar Ketua DPW PAN NTB

Sumbawanesia - H Muazzim Akbar, Ketua DPW PAN Nusa Tenggara Barat, menemui bakal calon wakil gubernur NTB Mori Hanafi menjelang finalisasi pengusulan bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB dari PAN.

Pertemuan tertutup dilakukan antara Ketua DPW PAN H Muazzim Akbar di ruang kerja Mori Hanafi di DPRD NTB, Selasa.

Mori Hanafi yang dikonfirmasi wartawan usai pertemuan, mengatakan bahwa pertemuannya dengan Ketua DPW PAN NTB hanyalah komunikasi politik biasa.

“Ini hanya pertemuan biasa. Hanya membahas dan merespon perkembangan politik yang sedang bergulir. Kan tidak ada salahnya kita membangun komunikasi,” kata Politisi Partai Gerindra itu.

Wakil Ketua DPRD NTB itu tidak manampik jika pertemuan tesebut bisa saja menjadi bagian dari rencana koalisi besar yang akan mengusung duet dirinya dengan bakal calon Gubernur NTB, H Ahyar Abduh yang kini menjabat sebagai Wali Kota Mataram. Meski diakui Mori semua proses saat ini memang belumlah final.

“Kalau soal materi pembahasannya ya semua sedang berproses. Kita biarkan saja mengalir dulu,” ujar Mori.

Disinggung terkait kemungkinan PAN mengusung duet Ahyar dan dirinya, Mori hanya menjawab dengan tertawa lepas kepada sejumlah media.

Ketua DPW PAN NTB H Muazzim Akbar, menegaskan pertemuannya dengan Mori Hanafi hanyalah silaturahim biasa dan tidak ada hal spesifik yang dibicarakan.

“Oh hanya pertemuan biasa. Saya hanya datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Kan dia lagi ulang tahun,” ucapnya.

Kendati demikian, Muazzim mengakui saat ini PAN memang sedang merumuskan usulan nama-nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung di Pilkada NTB. Di mana dari usulan ini akan disampaikan ke DPP PAN dan nantinya akan difinalisasi.

“InsyaAllah, dalam waktu dekat kita sudah tahu. Kemungkinan bulan Agustus ini akan kita sampaikan,” kata Muazzim.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...