Skip to main content

Curhatan Fotografer yang Memotret Kuda Laut Sumbawa Bawa Cotton Bud


Foto by Justin Hofman

Sumbawanesia - Justin Hofman tak menyangka foto yang diambilnya jadi viral. Ini kisah sang fotografer yang mengabadikan foto kuda laut bawa sampah cotton bud di laut Sumbawa.

Kepada detikTravel, Justin Hofman (33) menceritakan kisah di balik diambilnya foto kuda laut dengan sampah cotton bud di ekornya. Saat mengambil foto ini, Justin ditemani oleh rekannya, yang bernama Richard White.

"Saat itu kami sedang snorkeling, sementara orang-orang yang lain nonton balap kerbau. Kuda laut ini saya temukan di permukaaan. Saya hampir saja tidak bisa mengambil foto ini kalau tanpa bantuan teman saya yang bermata tajam, si Richard lah yang pertama kali melihat kuda laut ini," ungkap Justin eksklusif pada detikTravel, Jumat (15/9/2017).

Justin mengaku, sampah-sampah di lautan sudah jadi pemandangan biasa di perairan Indonesia yang berarus kuat. Justin cukup yakin kalau sampah ini berasal dari pedesaan atau kota yang terdekat dari kawasan pantai.

"Saya yakin, beberapa dari sampah ini datang langsung dari kota terdekat. Tapi bisa saja sampah-sampah ini berasal dari berbagai daerah di Asia karena banyaknya air laut yang terbawa arus di sepanjang perairan Indonesia," jelas Justin.

"Jika kamu jalan-jalan ke beberapa kota di Kalimantan, kamu akan melihat banyak sekali polusi sampah, sampah ini pasti datang dari warga lokal dalam volume yang sangat banyak," sambung Justin.

Justin tidak tahu pasti nama daerah dimana dia memotret kuda laut dengan sampah cotton bud di ekornya. Justin hanya tahu saat itu lokasinya saat itu ada di dekat Pantai Kencana dan Gemba.

"Kuda laut itu saya temukan dekat Sumbawa Besar. Kuda laut ini ada di satu terumbu karang random saat kami sedang snorkeling di dekat Pantai Kencana dan Gemba," kata Justin.

Foto yang diunggah Justin 2 hari yang lalu ini jadi viral di Instagram. Fotonya begitu menyedihkan. Kuda laut yang biasanya melilitkan ekor pada soft koral agar stabil tidak terbawa arus, malah melilitkan ekornya pada sebatang sampah cotton bud yang tidak seharusnya ada di dalam lautan. Jadilah kuda laut ini terombang ambing terbawa arus dan ombak.

Foto Justin ini seperti membuka mata semua khalayak, bahwa sampah-sampah plastik yang kita buang ke lautan berdampak sangat buruk bagi biota-biota laut yang hidup di bawah sana. Maka dari itu, sebisa mungkin kurangilah konsumsi plastik di kehidupan kita.

Justin yang berasal dari California, AS adalah aktifis dari Sea Legacy, sebuah organisasi yang bergerak di bidang konservasi laut. Justin yang juga bekerja di atas kapal ekspedisi ini sudah banyak melihat betapa lautan di dunia ini sudah banyak tercemar. Untuk itu, Justin ingin membuat perubahan.

"Karena saya bekerja di atas kapal ke seluruh penjuru dunia, saya sudah melihat banyak perubahan dan masalah yang berdampak buruk pada ekosistem kita. Saya harus melakukan perubahan atau semua ini tidak berarti apa-apa," tutup Justin.

Sumber: Detik Travel

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Lawas Sumbawa

Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sejak zaman dahulu, salah satunya dalam bentuk puisi lisan. Puisi lisan yang dikenal dengan nama lawas merupakan media komunikasi dan ekspresi bagi masyarakat pemiliknya. Lawas sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari nilai-nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat kontekstual. Lawas sebagai salah satu bentuk sastra lisan dalam masyarakat Sumbawa (Samawa) merupakan fenomena kebudayaan yang akan tetap hadir di tengah-tengah masyarakatnya. Cerminan nilai budaya daerah telah digunakan dalam mengembangkan budaya nasional, sehingga menempatkan sastra lisan sebagai bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan. Maka sudah sepantasnyalah mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menindaklanjuti semua itu dalam berbagai bentuk kegiatan. Lawas telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakatnya dalam berbagai...

Teluk Saleh Sumbawa, Rumahnya Pulau-Pulau Indah

Teluk Saleh, Pantai, pasir putih, lautan biru dan keragaman biota laut, merupakan suguhan menarik bagi para pecinta wisata bahari. Ada banyak lokasi menarik untuk menikmati kekayaan alam tersebut, begitupun apabila anda sedang berada di Pulau Sumbawa. Salah satu lokasi menarik untuk anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Sumbawa adalah Teluk Saleh yang memiliki keragaman dan kekayaan alam mengaggumkan. Nama Saleh dari teluk ini adalah nama yang hingga kini tak dikenal asal usulnya, tidak terdapat dalam catatan sejarah, baik catatan kuno maupun modern. Dalam beberapa Atlas lama, nama Teluk Saleh disebut “ Sallee”. Tapi yang jelas nama Saleh bukanlah nama raja-raja yang pernah berkuasa di pulau Sumbawa. Bukan pula nama seorang tokoh terkenal di Sumbawa. Jadi nama Saleh dari teluk ini masih merupakan sebuah misteri. Dalam bentangan luas laut birunya yang berkilau, teluk ini dihiasai oleh pulau-pulau cantik tak bertuan. Ada beberapa diantaranya yang dihuni oleh suku Bajo dan Bugis yang ber...

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar

Sejarah Hubungan Kesultanan Sumbawa Dengan Kesultanan Banjar (foto:Google) Sejak masa kerajaan dahulu atau sekitar abad ke-17, penduduk yang mendiami suatu daerah telah berbaur dengan daerah lain. Bugis, Makassar, Bali, Lombok dan sebagainya. Oleh karena itu tidak asing bagi suatu daerah termasuk di Sumbawa, kita telah mengenal berbagai suku yang ada di dalamnya. Termasuk di antarnaya Banjar. Tapi apakah suku ini memiliki hubungan dengan suku Sumbawa? tentu membutuhkan penalaran sejarah untuk mengungkapnya. Berikut beberapa catatan kecil tentang hubungan kesultanan Sumbawa dengan kesultanan Banjar. Periode Pertama Menurut hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan sultan Banjar, sultan Rakyatullah (1660-1663) sempat menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa (Raden Marabut) bin pangeran Martasinga keturunan sultan Hidayatullah I bin sultan Rahmatullah yang menikah dengan Mas Surabaya puteri Selaparang. Hasil perkawinan t...